Kamis, 07 April 2011

[Foto Jurnal]: Campuhan Ridge Walk, Ubud, Bali

Guys,
kalau kalian suka motret dan suatu saat berkesempatan main-main ke Ubud, coba datang ke Campuhan Ridge Walk. Itu adalah sebuah jalan setapak di bukit Campuhan, yang kanan kirinya diapit jurang dengan sungai yang berada di dasarnya. Waktu yang saya sarankan adalah di pagi hari, sebelum jam 10.

Daerah yang rendah polusi dan posisi matahari yang belum terlalu tinggi, akan memudahkan kalian untuk mendapatkan foto-foto pemandangan dengan langit yang dramatis. Gak perlu filter macam-macam, cukup CPL (untuk DSLR)!

Kalian bisa memotret sambil olahraga menyusuri bukit Campuhan. Jangan lupa bawa air minum ya. Karena sama sekali gak ada warung di sepanjang jalan itu. Tapi kalau kalian sudah sampai di ujung nya, coba untuk memasuki jalan desa yang di kanan kirinya terdapat banyak gallery dari seniman-seniman lokal. Setelah itu kalian akan menemukan Kafe Karsa.

Sambil istirahat (ditemani es kelapa muda), kalian bisa melanjutkan memotret suasana sawah dan pedesaan, lengkap dengan gunung yang menjadi latar belakangnya. Pokoknya gambar khas jaman kita SD gitu lah!

Btw, ini adalah foto-foto yang saya ambil di sekitar Campuhan Ridge Walk. Keseluruhan foto mungkin terlihat terlalu dramatis, soalnya waktu ngedit mood saya juga lagi agak-agak dramatis. Hehehehe ... ;-p

Ok, enjoy them! ;-)

jalan setapak di punggung bukit
pucuk-pucuk padi
sebuah bagian atap mini gallery di ujung Campuhan Ridge Walk
ujung ilalang tempat burung mengistirahatkan sayapnya
lansekap sawah dan desa di ujung Campuhan Ridge Walk, diambil dari teras Kafe Karsa
diubah dalam bentuk hitam putih pun, lansekap ini tetap menawan
lansekap vertikal
yang hidup sunyi menunggu mati

Selasa, 05 April 2011

[Travel Lomographia]: Thailand Trip

Sebagai monarki yang berhasil bertahan sejak berabad-abad lalu, dan negara berpenduduk Buddha terbanyak di dunia saat ini, Thailand telah berhasil menarik jutaan orang dari penjuru dunia untuk menikmati keunikannya.

Seni budaya dan arsitektur bangunan-bangunan kuno serta religinya merupakan salah satu sisi yang menarik untuk dijelajahi. Objek foto yang tak ada habisnya untuk dieksplor lagi dan lagi.

Foto-foto hasil dari kamera lomo LC-A+ yang diekspos pada film slide positif Kodak Elitechrome iso 100 dan diproses silang berikut ini, berhasil meng-capture keunikan-keunikan tersebut.

Senin, 04 April 2011

Travel Lomographer, sebuah pilihan?


LC-A+ edisi khusus

Buat saya, salah satu hal paling menyenangkan dari acara jalan-jalan adalah memotret.

Sebelumnya saya selalu mengandalkan kamera DLSR untuk kegiatan satu ini, selain karena kemudahannya untuk dikelola lebih lanjut secara artistik dan estetik, juga karena ini adalah jaman digital :-)

Sampai sekitar dua tahun yang lalu, saya menemukan lagi gairah menggunakan kamera analog, setelah saya berkenalan dengan lomografi.

Beberapa orang mungkin agak mencibir dengan bidang fotografi yang satu ini, karena terkesan ecek-ecek alias murahan. Bisa jadi orang berpendapat begitu, karena kamera lomo yang penampilannya kurang meyakinkan dan rata-rata harganya murah. Kalaupun ada yang premium, harganya masih jauh lebih murah dibandingkan kamera DSLR tingkat pemula.

Tapi begitu mencoba, saya jamin akan ketagihan, karena sensasinya berbeda.